Hanya Lima Orang di Dunia yang Pernah Melihat Warna Ini

Peneliti dari UC Berkeley berhasil menemukan sebuah warna baru yang berada di luar jangkauan penglihatan normal manusia. Hingga saat ini, hanya lima orang di dunia yang pernah melihat warna ini. Mereka menamainya dengan sebutan “olo”.

Menurut laporan The Atlantic, warna “olo” ini tidak bisa ditemukan di bagan warna standar seperti Pantone. Warna tersebut hanya bisa dilihat di sebuah ruangan sempit berukuran 9 x 13 kaki di California Utara, tepatnya di kampus UC Berkeley. Di dalam ruangan kecil itu terdapat perangkat besar berisi lensa dan peralatan optik lain di atas meja.

Untuk bisa melihat “olo”, seseorang harus duduk mendekat ke meja, menggigit pelat khusus agar kepala tetap diam, lalu mengarahkan mata pada sebuah tabung. Bayangkan saja seperti sedang melakukan pemeriksaan mata di rumah sakit, tetapi jauh lebih rumit.

Seorang profesor optometri dan ilmu penglihatan di UC Berkeley bernama Austin Roorda mendemonstrasikan bagaimana rasanya mengikuti eksperimen “Oz” ini. Peralatan yang dipakai terlihat seperti tabung hitam yang diarahkan tepat ke mata, sementara peserta harus menahan dagunya pada sandaran dagu agar tetap stabil.


Mengapa Harus Rumit?

Kenapa butuh ruangan sempit dan peralatan canggih untuk bisa melihat warna ini? Jawabannya: karena untuk melihat “olo”, retina mata kita harus disinari laser dengan presisi yang sangat tinggi.

Para peneliti menciptakan instrumen laser khusus bernama Oz. Sistem ini mampu mengirimkan cahaya langsung ke sel-sel tertentu di retina, bukan ke seluruh area mata. Dengan kata lain, Oz menargetkan sel penglihatan (fotoreseptor) satu per satu.

Warna yang paling mendekati “olo” bagi mata normal adalah biru kehijauan dengan tingkat kejenuhan yang sangat tinggi—lebih intens dari warna apa pun yang biasanya kita lihat.


Bagaimana Mata Melihat Warna?

Mata manusia bisa melihat warna berkat tiga jenis sel kerucut di retina:

  • L (Long): sensitif pada cahaya gelombang panjang (merah).
  • M (Medium): sensitif pada cahaya gelombang menengah (hijau).
  • S (Short): sensitif pada cahaya gelombang pendek (biru).

Biasanya, otak kita menggabungkan sinyal dari ketiga sel ini untuk membentuk semua warna yang kita kenal.

Nah, peneliti UC Berkeley melakukan pemetaan retina terlebih dahulu, untuk mengetahui mana sel yang termasuk L, M, atau S. Setelah itu, sistem Oz menembakkan laser mikro hanya ke sel M (hijau), tanpa menyentuh L (merah) dan S (biru).

Hasilnya? Otak menerima sinyal yang tidak pernah terjadi secara alami. Kombinasi baru inilah yang membuat otak kita “melihat” warna yang tidak ada dalam spektrum normal manusia—yaitu warna “olo”.

Nama “olo” sendiri berasal dari koordinat dalam ruang warna LMS (Long, Medium, Short). Titiknya adalah (0, 1, 0), artinya hanya sel M (hijau) yang aktif, sedangkan sel L dan S sama sekali tidak.


Apakah Benar Warna Baru?

Tentu saja para peneliti tidak berhenti pada klaim saja. Mereka harus membuktikan apakah “olo” benar-benar warna baru atau hanya variasi dari warna yang sudah ada.

Untuk menguji hal ini, peserta diminta membandingkan warna “olo” dengan cahaya laser teal (hijau kebiruan). Mereka lalu bisa menambahkan cahaya putih untuk mengurangi kejenuhan warna.

Hasilnya: ketika ditambahkan cahaya putih, “olo” akhirnya terlihat mirip dengan warna teal dari laser. Hal ini membuktikan bahwa “olo” memang berada di luar jangkauan penglihatan normal manusia.

Perangkat lunak yang digunakan dalam eksperimen ini adalah Psychtoolbox, yaitu toolbox MATLAB yang sering dipakai untuk eksperimen psikologi dan penglihatan. Dengan toolbox ini, peneliti bisa mengontrol tampilan warna dengan sangat presisi.


Manfaat Penemuan Ini

Penemuan “olo” membuka bab baru dalam pemahaman kita tentang cara kerja penglihatan manusia. Dengan teknologi seperti Oz, peneliti bisa mengeksplorasi kombinasi sinyal retina yang tidak pernah terjadi secara alami.

Selain itu, teknik ini diharapkan bisa membantu penelitian tentang buta warna. Dengan menstimulasi sel kerucut tertentu, mungkin di masa depan kita bisa menciptakan cara untuk “memunculkan” warna yang tidak bisa dilihat oleh penderita buta warna.

Penelitian lengkap tentang warna “olo” ini sudah diterbitkan di jurnal Science Advances dengan DOI 10.1126/sciadv.adu1052.


Penutup

Selama ini, kita menganggap semua warna yang ada di dunia sudah diketahui—dari merah, kuning, biru, hingga kombinasi tak terbatas. Namun, penelitian ini membuktikan bahwa mata manusia masih punya keterbatasan.

Dengan teknologi canggih, kita bisa “menipu” otak agar melihat sesuatu yang sebelumnya mustahil: sebuah warna baru yang belum pernah masuk ke dalam palet penglihatan manusia. Warna itu adalah “olo”, dan hingga kini hanya segelintir orang saja yang pernah melihatnya langsung.

Siapa tahu, di masa depan, berkat penelitian semacam ini, kita semua bisa ikut melihat dunia dengan warna yang sama sekali baru.


Infrastruktur IT yang kuat adalah kunci produktivitas perusahaan. Dengan mathworks indonesia, Anda bisa mendapatkan solusi IT lengkap yang sesuai dengan kebutuhan Anda. iLogo Indonesia sebagai mitra terpercaya siap mengintegrasikan semuanya agar bisnis Anda tetap berjalan lancar dan aman.
Hubungi kami sekarang atau kunjungi mathworks.ilogoindonesia.id untuk informasi lebih lanjut!